Senin, 22 September 2008

Serabut Nalar

lebih,
serumpun mata menyalak dentum air
meratapi gigi yang terpasung tali sang gembala.

semua me-ngembik,
". . . embek, eemmbek"

lalu aku berharap semunya terajut dalam bingkai ini,

meski kelopak mataku membengkokkan aura, tembus
dan lentik jemari menghempas semeraut nestapa,
mungkin hanya slide - slide tanpa sekat,
klise buram tanpa cahaya,

di puncuk daun yang membukit,
atau temaram senja yang menyerengis
diriku ter. . ., ter . . .,
hanya terpaksa aku menyerap miris fikir ini
tanpa sebab,
tanpa tanda tanya,
tanpa segurat kerut.

mungkin,
aku terbaring dari dosa
seolah jiwa yang terangsang oleh anyir bau pahala

ya, aku
bukan setapak jemari yang lentur di kubah langit

0 komentar:

 

©2009 NING's Home | by TNB